BI: Keputusan S&P Tak Membuat Investor Hengkang
ILUSTRASI
JAKARTA - Walaupun Standard & Poor
(S&P) tidak menaikkan level Indonesia ke investment grade, bukan
berarti investor angkat kaki dari Indonesia. Pendapat ini disampaikan
oleh Perry Warjiyo, Kepala Departemen Riset Ekonomi dan Kebijakan
Moneter Bank Indonesia (BI) di Jakarta, Senin (23/4/2012)."Beberapa waktu terakhir kepercayaan investor masih kuat. Mereka membeli saham, membeli Surat Berharga Negara (SBN). Rupiah juga cukup stabil. Bahkan, ada penguatan," ujar Perry.
Ia menambahkan, sampai kuartal I 2012 ini, arus masuk dana asing ke Indonesia di portofolio saham dan SBN mencapai 1,6 miliar dollar AS. Meski tak menyebut persentase kenaikan, namun jumlah dana masuk itu naik ketimbang posisi kuartal keempat 2011.
Perry menilai, sebetulnya tidak ada alasan bagi S&P menahan peringkat Indonesia karena sudah waktunya Indonesia mendapatkan rating investasi. Mengenai berapa lama lagi waktu bagi S&P menaikkan rating Indonesia, Perry mengaku itu tergantung persepsi dari S&P.
"Dari sisi Indonesia, kami terus tunjukkan kondisi makro Indonesia yang kuat, risiko utang Indonesia yang rendah. Tentu ini bisa menjadi pertimbangan bagi S&P untuk meningkatkan rating. Kepercayaan investor juga akan besar. Ini akan memperkuat rupiah," tambahnya.