Pertumbuhan Ekonomi Kuartal I 6,3% Dinilai Wajar
ILUSTRASI
JAKARTA - Pertumbuhan ekonomi di kuartal I-2012 yang
sebesar 6,3 persen dianggap wajar. Ekonomi Indonesia ditaksir akan
tumbuh 6,2-6,4 persen sampai akhir tahun. Hal ini dikarenakan adanya
kombinasi penurunan ekspor, peningkatan impor minyak dan tingginya
ekspektasi inflasi."Pertumbuhan ekonomi (kuartal satu) 6,32 persen memang sudah sesuai dengan prediksi Mandiri. Ke depan, saya rasa pertumbuhan ekonomi hanya akan berkisar 6,2-6,4 persen saja, karena perlambatan permintaan global yang mempengaruhi ekspor kita dan juga meningkatnya impor, khususnya migas," ujar Chief Economist Bank Mandiri Destry Damayanti.
Selain komponen ekspor dan impor yang tahun ini akan melambat, Destry juga memprediksi, konsumsi masyarakat akan melempem dikarenakan adanya ekspektasi inflasi yang meningkat sehingga mempengaruhi daya beli masyarakat.
"Ketidakpastian domestik akan terus tinggi walaupun harga BBM enggak dinaikkan pemerintah. Meski kalau diperhatikan sekarang harga Indonesian Crude Price (ICP) kita sudah jauh di atas Brent dan West Texas Intermediate (WTI) jadi kemungkinan naik (BBM) masih tetap ada," lanjut Destry.
Selain itu, nilai tukar rupiah terhadap dolar (AS) juga diprediksi akan semakin tertekan sehingga akan terus mendorong melempemnya pertumbuhan ekonomi Indonesia di level 6,2-6,4 persen atau sedikit lebih rendah dibandingkan target pertumbuhan ekonomi pemerintah dalam APBN-P 2012 di 6,5 persen.
Sebagai informasi, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi kuartal satu 2012 hanya di 6,3 persen atau lebih rendah dari ekspetasi banyak pihak dan pemerintah yang bisa mencapai 6,5 persen. Menurut BPS, angka ini disebabkan karena menurunnya ekspor yang tidak juga bisa melampaui pertumbuhan belanja pemerintah dan juga konsumsi domestik.